Minggu, 18 Februari 2018

Bagaimana Bisa Ada Alphabet ?



Pada saat ini alfabet Latin adalah aksara yang paling banyak dipakai di dunia untuk menuliskan berbagai bahasa. Beberapa negara mengadopsi dan memodifikasi alfabet Latin sesuai dengan fonologi bahasa mereka, karena tidak semua fonem dapat dilambangkan dengan huruf Latin.

Alfabet Latin atau Alfabet Romawi adalah alfabet yang pertama kalinya dipakai oleh orang Romawi untuk menuliskan bahasa Latin kira-kira sejak abad ke-7 Sebelum Masehi. Mereka belajar menulis dari orang-orang Etruria, sedangkan orang Etruria belajar dari orang Yunani. Alfabet Etruska merupakan adapatasi dari alfabet Yunani. Menurut hipotesis, semua aksara alfabetis tersebut berasal dari abjad Fenisia, dan abjad Fenisia berasal dari hieroglif Mesir.

Awalnya manusia menggunakan bahasa gambar untuk berkomunikasi. Sekitar tahun 3100 SM, bangsa Mesir menggunakan pictograph sebagai simbol-simbol yang menggambarkan sebuah objek. Komunikasi dengan menggunakan gambar berkembang dari pictograph hingga ideograph, berupa simbol-simbol yang merepresentasikan gagasan yang lebih kompleks serta konsep abstrak yang lain.

 

Hieroglif


Ribuan tahun lalu, bangsa Mesir kuno juga menemukan cara penulisan mereka sendiri yang disebut hieroglif. Mereka kadang-kadang menempatkan dua atau lebih gambar untuk “menuliskan” sebuah kata. Selama bertahun-tahun, tidak ada orang yang dapat membaca hieroglif bangsa Mesir kuno. Kemudian, pada 1822, seorang berkebangsaan Prancis bernama Jean-François Champollion mulai menyingkap makna hieroglif. dia bekerja dengan tekun selama bertahun-tahun, dan akhirnya dia berhasil menerjemahkannya.

Ternyata, sebuah hieroglif kadang-kadang merupakan sebuah kata. Akan tetapi, ada juga hieroglif yang hanya mewakili suatu bunyi. Hieroglif kadang juga dikombinasikan untuk membentuk sebuah kata. Bangsa Maya kuno di Meksiko juga menggunakan hieroglif. Beberapa hieroglif Maya mewakili keseluruhan kata. Beberapa yang lain mewakili bunyi atau suku kata.

Munculnya Alfabet


Perpindahan yang mendasar dari bahasa gambar dan tanda yang dibunyikan (pictograph, ideograph – menunjukan benda serta gagasan) hingga bahasa tulisan yang dapat dibunyikan dan memiliki arti (Phonograph – setiap tanda atau huruf menandakan bunyi) dapat disaksikan pada sistem alfabet Phoenician pertama yang diperkenalkan pada tahun 1300 sebelum Masehi. Alfabet ini terdiri dari 23 simbol yang sangat sederhana dan terbatas hanya sebagai perwakilan unsur bunyi. Sebagai contoh, huruf pertama dari alfabet Phoenician berupa gambar sederhana dari kepala banteng, yang dalam bahasa mereka disebut Aleph, dan kemudian kata ini mewakili bunyi dari huruf ‘A’.

Bangsa Yunani kemudian mengadaptasi sistem alfabet ini ke dalam struktur anatomi huruf yang lebih teratur dengan menerapkan bentuk-bentuk geometris. Perkembangan yang terpenting dari sistem alfabet ini adalah penerapan pola membaca dari arah kiri ke kanan (Alfabet Phoenician dari kanan ke kiri). Istilah Alfabet (Alphabet) berasal dari singkatan 2 huruf pertama dalam sistem alfabet Yunani, yaitu Alpha dan Beta. Sistem alfabet kemudian terus berkembang hingga akhirnya bangsa Romawi menyempurnakan ke dalam bentuk huruf yang sebagaimana kita kenal dan gunakan sekarang.

Huruf Roman atau yang sering kita sebut sebagai huruf latin memiliki jumlah 26 huruf yang diterapkan sejak abad pertengahan dan digunakan sebagai alfabet dalam bahasa Inggris kontemporer.





Istilah Abjad, Aksara, Alfabet, Huruf, dan Karakter

Huruf bisa dibilang merupakan hipernim dari semua istilah di atas. Huruf mencakup semuanya. Secara singkat, huruf adalah lambang elementer dari sebuah sistem tulisan. Intinya, kalau ada sebuah sistem tulisan, unsur pembentuk terkecilnya adalah huruf.

Abjad diambil dari bahasa Arab (أبجد). Istilah ini  dipakai oleh  internasional.  Jadi itu bukan bahasa Indonesia (atau bahasa Arab) dari kata huruf yak.
Sudah dapat idenya? Coba kita lihat sistem tulisan bahasa Arab. Semuanya konsonan bukan? Mana ada vokal dalam bahasa Arab. Yang paling mirip vokal hanya alif. Lebih dari itu, bahasa Arab (dan tulisan Arab) tidak memerlukan petunjuk bunyi vokal. Diakritik alias harakat yg ada itu hanya untuk memudahkan kita non-Arab untuk membacanya saja. Aslinya gundul pun nggak masalah, orang Arab masih bisa baca tulisan Arab.

Simpulannya, istilah abjad menunjukkan sistem tulisan yg hurufnya konsonan semua.
Bedakan dengan alfabet. Alfabet adalah sistem tulisan yang terdiri dari konsonan dan vokal. Contohnya ya tulisan yg sedang Anda baca ini. Ada konsonan misal huruf k ada juga vokal misal huruf a. Sistem tulisan ini dibaca dengan menyusun vokal di antara konsonan supaya berbunyi.

Alfabet di ambil dari bahasa yunani alpha beta. Huruf-huruf pertamanya. Sama seperti abjad di ambil dari huruf-huruf awal Arab (أ ب ج د), dengan susunan standar semit (huruf yg mirip misal ba ta tsa dilewat).

Oh ya, sebenarnya di samping lima istilah yang ditulis di judul, ada lagi istilah yg kurang terkenal loh. Namanya abugida atau disebut juga alfilabis. Berbeda dengan abjad dan alfabet,  abugida memiliki paket huruf konsonan semua dengan paket semi huruf vokal. Jadi setiap konsonan bisa ditambahi “tanda” huruf vokal tertentu dan bunyi konsonan pun berubah. Tanda vokal bisa dipasang di atas, bawah, atau samping huruf. Yang termasuk abugida adalah bahasa Lampung, Jawa, dan Laos.

Kalau karakter, udah lumayan tertebak lah ya. Karakter adalah huruf yang memiliki makna sendiri-sendiri saat menyusun sebuah tulisan. Istilahnya, punya karakter masing-masing. Tidak seperti abjad, alfabet, dan abugida yang huruf z misalnya tidak memiliki makna,  sebuah karakter tunggal bisa punya makna masing-masing. Contoh dari sistem tulisan berkarakter adalah bahasa Cina dengan huruf kanjinya.

Nah, terakhir aksara. Yang ini agak beda nih. Aksara adalah salah satu unit di salman sebuah sistem tulisan. Sip sudah, hanya sampai disitu saja, tidak ada keterangan tambahan lainnya.
Jadi, sederhananya begini. Huruf adalah grafemnya alias simbolnya atau lambangnya, aksara adalah sistem tulisannya. Kalau kita bicara aksara lampung, berarti kita bicara cara menyusun tulisan lampung yang memiliki sistem berupa abugida. Hurufnya ada seperti gambar di atas.
Jadi sebenarnya yg hipernim adalah aksara ya, bukan huruf. Aksara adalah hipernim dari abjad, alfabet, dan abugida. Huruf dan karakter kayaknya setara, sama-sama simbol. Bahasa berkarakter (kanji, dkk) kayaknya bisa dimasukkan ke abjad, bisa dianggap konsonan semua soalnya.
Tidak, kurang tepat. Sebenarnya selain tiga aksara tadi abjad, alfabet, dan abugida masih ada beberapa sistem tulisan lain. Tapi untuk kesederhanaan, tidak dibahas disini. Nggak terkenal juga. Hm, apa?

Oke deh, di bahas dikit. Misalnya piktogram (tulisan dg gambar dari objek fisik) seperti hieroglif, morfemis (tulisan yg setiap huruf punya makna) seperti tulisan Cina, silabis (tulisan berdasarkan silabel/bunyi) misalnya bahasa jepang dengan hiragana dan katakana, semisilabis (mirip abugida, tapi ada huruf yg bisa alfabet dan ada yg bisa silabis) misalnya tartessian, dan berciri (yg hurufnya sengaja dibuat dan disamakan dg bentuk fonologinya saat mengucapkan) misalnya hanggul korea.
Share:

Swan Lake






Cerita dimulai dengan Odette menari di toko roti ayahnya. Odette merasa senang karena dia tahu bagaimana menari tarian balet yang menjadi sangat sulit untuk menangani atau dipraktekkan. Adiknya, Marie, juga ditampilkan sebagai seorang pengendara kuda cepat. Sebuah unicorn bernama Lila tiba di desa dan berhasil melarikan diri pemburu dan berjalan ke Enchanted Forest dengan Odette penasaran dalam pengejaran. Lila menjadi terperangkap, sehingga Odette mencoba mencari sesuatu yang cukup baik untuk membebaskan unicorn. Dia melihat sebuah kristal ajaib dalam rongga pohon terdekat dan membawanya keluar. Sedikit dia tahu bahwa kristal tersebut dimaksudkan untuk siapa pun dihapus untuk mengalahkan penyihir jahat Rothbart.

Ratu Peri, yang sedang menonton adegan itu, datang ke Odette dan mengatakan bahwa dia adalah salah satu yang dipilih untuk membersihkan kejahatan mengganggu hutan, yang merupakan sepupu Ratu Peri itu, Rothbart. Odette, tidak ingin ikut campur dalam situasi, menolak. Ratu Peri mematuhi dan mengirimkan Lila untuk mengawal keluar dari hutan. Tiba-tiba, Rothbart muncul di hutan dengan putrinya, Odile, dan ternyata Odette menjadi angsa. Ratu Peri mampu sebagian membalikkan efek dari mantra, di mana, Odette mempertahankan bentuk manusia pada malam hari, tapi siang hari, ia dipaksa untuk tetap sebagai angsa.

Odette juga memenuhi elf lain dari hutan: Carlita, sekarang sigung, Ivan, landak serta beberapa orang lain. Ayah Odette dan adik, mulai mencari dia, setelah menyadari bahwa Odette hilang. Pangeran Daniel, yang hidup pangeran di istana di desa Odette, diperkenalkan. Seorang pria semangat, ia lebih suka mengeksplorasi ketimbang menikah, banyak yang cemas ibunya.

Ratu Peri juga memberikan Odette sebuah mahkota dengan kristal di dalamnya yang akan melindunginya dari Rothbart. Odette bertekad untuk menemukan solusi untuk masalah ini dan pergi ke perpustakaan ajaib untuk menemukannya. Namun, mereka tidak dapat menemukan buku dan Odette yang berkecil hati. Rothbart umpan Pangeran Daniel ke hutan, bertekad untuk mendapatkan dia untuk berburu Odette. Namun, Daniel terpesona oleh keindahan angsa dan memutuskan untuk membiarkannya hidup. Kedua segera jatuh cinta ketika ia melihat bentuk sejati nya. Mereka menari dengan anggun dan kemudian Odette berubah menjadi angsa.

Daniel meminta Odette ke bola, namun pada awalnya dia menyangkal sampai ia akhirnya meyakinkan dia untuk datang. Segera, Erasmus-troll yang bertanggung jawab atas perpustakaan-tiba, setelah menemukan buku. Ia mengungkapkan kepada mereka bahwa solusinya adalah cinta sejati, yang membuat semua orang menyadari bahwa Daniel bisa menyelamatkan mereka semua. Namun, jika Daniel jatuh untuk gadis lain, kristal ajaib akan kehilangan kekuatannya. Ratu Peri mengajarkan Odette bagaimana waltz di bola tetapi terputus ketika Erasmus diculik. Mereka berhasil menyelamatkan dia tapi Rothbart belajar dari apa yang akan menjadi kejatuhannya. Jadi, di bawah mantra, ia membuat Odile terlihat seperti Odette di mata Daniel.

Odette, dalam bentuk angsa, ras ke kastil untuk memperingatkan Daniel tentang trik, namun tidak dapat masuk ke dalam. Pada bola, Pangeran Daniel menjanjikan cintanya kepada Odile, berpikir dia menjadi Odette, yang menyebabkan Odette jatuh ke tanah, kristal memiliki kehilangan kekuasaan dan dia terluka melemah.

Rothbart mengungkapkan kebenaran dan dia dan melarikan diri Odile. Daniel berjalan setelah mereka dan Ratu Peri mencoba untuk menghidupkan kembali Odette, yang hampir tidak hidup. Namun, ternyata dia Rothbart (Ratu Peri) ke mouse dan mencoba untuk membunuh Odette dan Daniel. Jatuhnya dua ke satu sama lain, tangan mereka saling terkait.

Pada saat itu, kekuatan kristal meledak keluar, menghentikan Rothbart, karena mereka dua benar-benar jatuh cinta. Kedua terbangun dan semua kejahatan Rothbart itu dibatalkan. Akhirnya, Odette dan Pangeran Daniel mengakui cinta mereka satu sama lain. Semua orang dari desa dan hutan Enchanted merayakan. Hal ini menunjukkan bahwa Odette dan Daniel harus menikah dan akhirnya bahagia. Rothbart mendapat makanan penutup hanya saat ia sekarang menjadi Jam Cuckoo sementara Odile adalah pembantu.
Share: