Sabtu, 09 Januari 2016

PEMILIK PENYINGGAH


Masihkah ada orang disini?
Masihkah tempat ini kosong?
Kemana pemilliknya
Yang ada hanya penyinggah
Berlakon bak pemilik
Pergi bak pelancong
Dimana pemilikna?
Apa dia juga jadi penyinggah
Waktu bergulir seraya isyarat belajarlah dari luka
Aku belum lelah
Pemilik datanglah
Jadilah penyinggah terakhir untukku
Sebelum aku muak dan mengalah pada lelah

Dan bilangg kau bukan pemilik tapi hanya penyinggah
Share:

Jumat, 08 Januari 2016

PASAR


Riuh itu sayup tak terdengar
Mati dimakan modernisasi
Lapak itu jeripayah
Masa dimana masih ramai terdengar
Barter tak lagi berulah
Membuat dua orang beradu penghidupan
Tak ramai lagi
Uang bukan lagi alat tapi kemutlakan
Saat itu masih menggeliat
Kini nafasnya tersengal
Dia sudah tua itu kata mereka
Nilailah yang hilang bukan dia yang menua
Dia tidak mandul

Hanya saja anaknya bergaya bak tak pernah akan jatuh




Share:

Kamis, 07 Januari 2016

Rabu, 06 Januari 2016

BENCANA KABUT ASAP


#kalimantan #sumatera

Lebu kian pekat
Api kian merayap
Dimanakah bebas itu pergi
Kewajiban apakah yang terlewat
Letupan api membakar jiwa kami
Bisakah damai dengan serakah terjadi
Apakah ini bencana alam
Siapa yang bisa bicara ini bencana alam
Itulah kenapa alam ragu
Berbagi perih
Alam hanya bisa berbagi kemanusiaan
Tanpa gencatan asap
Juga kepercayaan alam yang lenyap



Mengenang tragedi yang terjadi di Indonesia dan reda seiring berjalannya waktu. Teriakan rakyat cuma radio rusak bagi petinggi yang diangkat rakyat. Siapa sebenarnya penguasa negeri ini? Rakyat atau Pembantu Rakyat dan antek-anteknya





Share:

Selasa, 05 Januari 2016

Batas Jenuh


Kerjakeras masa dimana air mata harus tumpah
Waktu seolah berlari
Nafas tercekat, memburu tersengal-sengal
Raga mulai lunglai tapi bangkit lagi
Dimensi seolah berputar
Apakah gerangan ini?
Bumi atau akukah yang yang gila?
Mana air tuk lepas dahaga ini
Mana api yang bisa mengakhiri semua ini
Aku ingin mati kemudian bangkit lagi
Agar bisa tumbuhkan raga yang lebih kuat lagi
Aku ingin lari
Bukan kebelakang atau masa lalu
Melainkan kedepan
Menembus kabut-kabut itu
Jika kaki ini tak mampu lagi
Biarlah tertatih dan berdarah
Jika raga ini sudah mulai goyah
Guncang lebih keras lagi agar semakin rapuh
Agar retakan yang kan terjadi esok bisa diperbaiki sekarang
Bermuaralah lebih dalam
Buka perlahan
Sibak semua tanpa ampun
Buat ragamu bilang aku telah siap
Buat jasadmu bilang ini bukan apa-apa bagiku
Hal kecil seperti ini
Ah sudahlah
Bisa lenyap dalam sekejap
Aku menunggu yang lebih hebat dari ini
kemenanganku






Share: