Rabu, 28 Desember 2016

Aku Jauh dari Sempurna



Saya tahu, aku bukanlah seorang yang sempurna,
bahkan jauh dari kata sempurna. Hingga detik ini semua karena Tuhanku Allah-lah yang telah menutupi aibku sehingga aku masih memiliki derajat dimata manusia. Sebuah perubahan kecil yang lambat laun berubah menjadi lebih baik. Sebuah proses panjang dari perbaikan pola pikir hingga memberi nilai kebenaran padanya merupakan sebuah rentetan alur yang tidak bisa dibuang begitu saja.

Saya masih disini, memperbaiki diri dan terus memperbaiki keadaan serta lingkungan. Manusia itu diciptakan sebagai khalifah, seorang pemimpin. Alangkah kacau dunia ini bahkan negri ini jika setiap orang tidak menyadari bahwa dialah seorang memimpin sejati. Pemimpin hebat bukanlah presiden. Bukan pula tokoh yang diberi gelar pahlawan. Pemimpin adalah orang yang berani memberi perubahan pada dirinya sendiri dan memberi manfaat positif bagi sekelilingnya. Bukan saatnya lagi kita hanya menyebarkan kebencian, ketamakan, kesombongan, keputusasaan. Ini era baru. Dimana semua orang bisa bebas bermimpi. Semua orang bisa bebas memberi pengaruh pada orang lain.

 Kamu hanya ingin jadi penonton atau lakon?
Penonton yang hanya bisa geram tanpa bisa berbuat apa-apa?

Penonton tidak pantas geram atau marah karena alur tidak sesuai dengan kehendaknya. Penonton hanya saksi yang tidak bisa diterima kesaksiannya karena hanya melihat sekilah tanpa tahu gejolak apa yang ada pada kejadian itu. Penonton tidak perlu kesal dengan jalan cerita, karena dia bukan sang pengubah cerita. Dia tidak memberi sentuhan sedikit pun, bagaimana mungkin  dia mencemooh hasil karya orang lain? Pantaskah manusia seegois itu? Semua oranng memiliki hati, tapi sedikit yang bisa menggunakannya denngan baik.

Jika kamu bukan apa-apa lalu siapa kamu?
Apakah kamu akan terus diam tanpa berbuat sesuatu.

Negri ini memerlukan banyak tunas muda yang gagah perkasa. Kekuatan? Bukan arti dari gagah perkasa. Kesungguhan merupakan perilaku yang lebih mencerminkan gagah perkasa dari pada kekuatan. Jika kau ingin jadi yang terkuat, maka itu seperti berlomba di jalan raya, akan selalu ada saingan hingga kau sendiri yang merasa lelah melewati jalan yang tiada putus. Dan pada akhirnya, kau akan merasa letih lalu putus asa.

Bagaimana bisa mausia bisa berputus asa semudah itu?

Manusia boleh menangis.
Manusia boleh mengadu kepada tuhan seluruh alam.
Manusia boleh berbagi duka dengan manusia lain.
Manusia boleh berbagi pengalaman dengan manusia lain.
Lalu adakah alasan untuk berputus asa?

Menangislah! Meraunglah! Bersimpuhlah! Pintalah Tuhan yang Maha Kaya untuk memberi jalan padamu, memberi segala yang kau rasa itu perlu. Mintalah semua sesuka hatimu. Mintalah apapun itu. Manusia itu hanya dibatasi oleh pikirannya sendiri. Semakin kau mengetahui banyak hal, semakin kau akan merasakan haus akan hal itu. Dan ilmu tidak pernah memberatkan pemiliknya justru meninggikan derajatnya.

Kau kah sang pengubah itu?
Kalau bukan kau lalu siapa?

Perbaiki hal kecil, maka hal besar akan mudah pula kau perbaiki.
Pohon kokoh yang hidup ratusan tahun juga berasal dari tunas kecil yang lemah.
Berilah perubahan dengan contoh.
Ajaklah semesta untuk mendukungmu.
Saya tidak pernah bilang jalan ini akan mudah.
TAPI PERCAYALAH, SEMUA YANG KAU LEWATI TIDAK AKAN SIA-SIA.
Semua akan terbayar dengan sendirinya.

Selama putus asa bukanlah jalan yang kau tempuh, maka kau akan menjadi pribadi berkualitas yang bermanfaat bagi banyak orang. Jadilah contoh sebagai pengubah dirimu yang lebih baik lagi dan pengubah orang lain.

SELAMAT BERJUANG TEMAN.
BUKTIKAN KAU MAMPU MELAMPAUI PIKIRANMU SENDIRI.







Share: