Rabu, 19 September 2018

Tempe Goreng vs Ayam Goreng


#Rejeki tidak tertukar, ditulis 19 September 2018

Jika berkaitan dengen rejeki kebanyakan konotasi orang akan langsung terbayang hal-hal seputar harta, pekerjaan atau momongan. Ups..😋 untuk yang masih belum halal jangan baper 😁 yang sudah halal dan belum memiliki momongan atau ingin menambah momongan semoga dimudahkan serta yang belum halal semoga dipercepat jodohnya aamiin…

Kita balik lagi ke rejeki ya. Pernah tidak, teman-teman merasa tidak mendapat rejeki atau ada kejadian dimana saat itu terlintas pikiran bahwa seharusnya itu rejeki saya?
Bisa dibilang itu adalah bentuk kekesalan kita akan harapan kita yang kandas, mungkin kata lainya kecewa.

Tapi sebagai seorang muslim kita harus tetap meyakini malaikat tidak mungkin salah menjalankan tugas. Ingat kan ya siapa malaikat yang membagikan rejeki 😊 Mungkin bisa kenalan dulu biar lebih akrab atau bolehlah googling buat cari tahu siapa namanya hehe…😂

Banyak sekali orang yang mempelajari tentang rejeki baik dari buku, seminar, praktisi atau bahkan tuntunan agama islam. Memang ikhtiar itu wajib, sehingga tidak ada salahnya jika melakukan hal-hal yang sudah terbukti mendatangkan rejeki selama itu sesuai dengan syariat islam, seperti misalnya bersedekah.

Namun kali ini kita tidak membahas sedekah. Kita akan membahas yang lebih sederhana dari sedekah dengan nilai pengorbanan secara material 0 rupiah, alias Gratis.

Kunci semua itu syukur. Mensyukuri sesuatu Gratis kan ya?
Namun meski gratis hal ini sulit dilakukan dan tidak jarang saya pun sulit melakukannya.
Baru-baru ini saya mendapatkan rejeki ayam goreng 😍

lah kok ayam goreng aja bangga, mungkin begitu sebagian orang berfikir. Dan kenyataannya dulu saya juga bagian dari orang-orang yang meremehkan hal yang dianggap kecil seperrti ini.

Kenapa saya merasa ini rejeki? Karena ini hal yang saya inginkan hari itu. Sebenarnya saya memiliki ayam ukep yang siap digoreng di kulkas, namun karena sudah menggoreng tempe yang cukup banyak saya merasa cukup untuk hari itu. Kan tidak ada salahnya menikmati saja apa yang ada dulu, dan menu ayam goreng bisa untuk lain waktu. Sayang juga kan kalau mubazir tidak termakan karena berlebihan.

Dan juga Allah sudah berjanji kepada hambanya akan menambah nikmat-Nya, apabila hamba itu bersyukur.

Saya kutip ayatnya ya, Al-Quran surat Ibrahim ayat 7 dan berikut ini adalah bunyi ayat dan terjemahannya :

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Artinya :
Dan (ingatlah), tatkala Tuhanmu memaklumkan :
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambahkan (nikmat) kepadamu, tetapi jika  kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Wah luar bisa ya J
Jika kita lihat pun ini akan sangat menguntungkan. Memang tidak ada kerugian jika berdagang kepada Allah SWT. Tapi poinnya bukan soal berdagang ya.

Saya lanjutkan ceritanya ya…
Hari itu pun saya menikmati nasi, sayur kangkung beserta tempe dan kerupuk untuk menu makan. Setelah sholat magrib, saya memakan porsi terakhir dari menu hari itu. Baru setengah makanan saya habiskan, pintu kamar kost diketok. Saya mengenali suaranya, itu teh Gia, teman satu kosan saya. Ternyata teh Gia menawarkan nasi bungkus, Ayam Jletot katanya. Saya menerima dengan senang.

Mungkin memangn Allah menakdirkan saya makan Ayam hari ini, tanpa bersusah-susah menggoreng terlebih dahulu hehe…😅

 Mungkin untuk sebagian orang ini peristiwa yang dianggap kecil. Tapi percayalah semua yang besar dimulai dari yang kecil. Jika kita tidak mensyukuri yang kecil bagaimana mungkin kita bisa mensyukuri yang besar.

Selalu belajarlah bersyukur saudaraku,
karena kelak akan kau dapati hasil dari jeripayah 0 rupiah mu

Silahkan tinggalkan tanggapan atau kritikannya di komentar atau bisa email ke blog ini ya 😊

Share: