Selasa, 30 Desember 2014

Bohong dan Tandanya

Secara nyata memang kebohongan sulit diungkap ketika tidak ada bukti yang jelas dan kuat. Untuk beberapa orang yang tingkat sensitivitasnya tinggi dapat meresakan sebuah perkataaan itu bohong atau tidak. Jika dilihat dari ciri fisik pada beberapa orang, kecendrungan sikap yang timbul sebagai akibat dari kebiasaaan bisa menjadi tolak ukur seseorang berbohong atau tidak. Seperti misalnya ada orang yang tidak berhenti berkedip saat sedang berbohong. Juga ada orang yang akan menggosok-gosokan telapak tangan. Dan ada juga yang memegang hidungnya seperti terasa gatal.
Semua kebiasaan itu biasanya timbul karena adanya rasa gugup, takut dan tegang saat sebuah topik yang menurutnya bersifat berat untuk dibahas. Biasanya topik-topik seperti ini berhubungan dengan rahasia atau kebenaran dari suatu hal. Seperti alat pendeteksi kebohongan, alat ini menggunakan perinsip tingkat kegugupan. Bagaimana reakasi detak jantungnya, tekanan darah, laju perrnafasan, berkeringat atau tidak khususnya jari tangan.
Dari kebiasaan-kebiasaan khusus orang inilah, orang terdekat bisa menilai apakah perkataan orang itu jujur atau bohong. Sedangkan menurut teori tahun 1970-an yang disebut dengan Neuro-Liguistic Programming (NLP) dimana sebuah metode untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan pendekatan psikologi. Menurut teori ini, ketika seseorang yang bukan kidal melirik kearah kanan atas, maka kemungkinan dia akan memvisualisasikan peristiwa yang dibangun dengan cara membayangkannya. Sementara apabila melirik kearah kiri atas, maka kemungkinan besar dia akan memvisualisasikan sebuah ingatan dari dalam otak.
Dengan dasar teori diatas, bisa disimpulkan apabila seorang pembohong membangun kebenaran menurut versinya, arah mata cendeung melirik kearah kanan. Namun teori ini terbantahkan saat dua orang psikolog, Prof.Richard Wiseman dan Caroline Watt yang berasal dari Hertfordshire University dan Edinburg University menyatakan bahwa gerakan mata tidak ada hubungannya dengan kebohongan.
Jika dilihat dari kinerja otak manusia, kemungkinan hubungan gerak mata dan kebohongan masih memiliki nilai kebenaran namun tidak dapat disebut kebenaran yang mutlak. Tidak dipungkiri jika nilai keakuratannya tidak bisa untuk menjadi dasar menilai sebuah kebohongan. Apalagi menjadi acuan tetap untuk penilaian.
Otak kiri manusia berfungi dalam hal perbedaan, seperti logika, angka, kemampuan berbicara, mengolah tata Bahasa, analisis, peristiwa, nama, waktu. Daya ingat otak kiri bersifat jangka pendek. Semntara otak kanan berfungsi dalam hal persamaan, seperti khayalan, kreativitas, emosi, imajinasi, artictik, perasaan, gaya Bahasa, irama music, warna.  Daya ingat otak kanan bersifat jangka panjang.
Jadi jika gerakan mata menuju kearah kiri atas, maka pertanda seseorang mengingat dan mencari penjelasan sesuai dengan logika dan lebih terkait dengan penggunaan memori dalam otak, dengan kata lain dia sedang mingingat atau menyatakan fakta. Sedangkan bila gerakan mata menuju kearah kanan atas, maka pertanda sedang menggunakan imajinasi atau kreatvitas. Jika dia dihadapkan pada pemecahan persoalan atau menggambarkan sesuatu, berarti dia sedang berproses kreatif. Sedangkan jika berhubungan dengan kesaksian, berkemungkinan jawaban yang dilontarkan hasil mengarang.


Share:

0 komentar:

Posting Komentar